Teh Chamomile

Tadi siang, pas saya jalan untuk nyariin jodoh buat si Pavi, saya mampir ke supermarket dan harum aroma dari rak-rak yang berisi teh dan kopi sungguh menggoda hati untuk mendekat. Saya sudah lama berusaha menghindari kopi, hanya sesekali minum atau nyetok tapi nggak pernah diminum-minum jua.

Jadilah saya lebih tergoda untuk mendekati rak-rak yang memajang aneka rupa teh. Sniff-sniff-sniff, endus endus, baunya itu lhooo, menyenangkan sekali, harumnya begitu khas.

Berhubung saya sebenarnya juga jarang minum teh, apalagi teh hitam, maka saya malah memutuskan untuk membeli teh chamomile keluaran lipton. Dulu sih saya sudah tertarik dengan teh chamomile, tapi entah merk apa yang kemarin saya lihat karena boookkk harganya bikin nangis, 40rebu lebih satu kotaknya. Berhubung harga satu kotak lipton teh chamomile isi 15 kantong adalah 15ribu, maka saya pun memutuskan untuk mencobanya.

 saya belum pernah bertemu langsung dengan si bunga chamomile, tapi IMHO gambar bunganya mengingatkan saya pada bunga sejenis rumput yang biasanya tumbuh di tanah pemakaman :-P

 Komposisi terdiri dari bunga chamomile, beserta tulisan mungkin mengandung sisa kedelai. Saya gak paham apa hubungannya sisa kedelai dengan bunga chamomile. Atau mungkin berkaitan dengan kantong teh celupnya? Produk ini pun sudah mencantumkan logo halal MUI.

 Cara penyeduhannya pun membuat terkikik-kikik. Maklum, saya jarang minum teh dan jarang berurusan dengan air panas di kost. Urusan air panas saya yang terakhir dulu berakhir dengan retaknya gelas sup kesayangan saya yang sampai saat masih saya simpan di kamar. Maaf, saya agak punya hobi aneh dengan tetap menyimpan gelas lucu yang sudah retak yang pernah saya miliki.

Cara menyeduhnya sama seperti teh pada umumnya. Tuang sekitar 200 ml air mendidih ke cangkir, masukkan teh celup dan tutup selama 2-3 menit. Celupkan teh sebanyak lima kali lalu angkat dan teh siap dinikmati. Pertama kali membuka wadah teh yang masing-masing kantong celupnya masih dikemas lagi dengan plastik ini, aromanya mengingatkan saya pada aroma bunga apa gitu. Semacam aroma bunga kering yang jaman dulu pernah saya endus.

Kemudian menuang air panas ke cangkir dengan was-was, takut retak lagi. Maklum, saya beli lagi cangkir sup yang sama dengan yang dulu retak. Soalnya bentuknya lucu sih :-P. Celupkan teh, bahkan sampai pasang timer selama 3 menit :-D. Lama kelamaan air teh berubah warna menjadi agak kekuningan dan mirip seperti air p*pis.
 

Ketika teh masih diseduh dan uap panasnya mengepul, saya kemudian ingat bahwa sepertinya aromanya mirip dengan aroma bunga edelweis kering. Ketika diteguk, rasanya enggg...gimana ya... saya lebih konsen ke aromanya yang seperti bunga edelweis kering. Menurut saya sih rasanya masih bisa diterima lidah meskipun agak asing, mungkin karena belum terbiasa dan yang paling penting, tidak pahit sama sekali. Selama tidak menjumpai rasa pahit, maka bagi saya teh tersebut bisa dijadikan pilihan.

Khasiat bunga chamomile sendiri kabarnya mempunyai efek menenangkan, antioksidan, membantu tubuh mengeluarkan racun dan lain-lain. Setelah seduhan pertama saya angkat, seduhan kedua saya diamkan semalam buat cuci muka keesokan harinya *gak mau rugi :-P

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer