Hanya Sesuatu Yang Tampak Sepele

Saya selalu percaya, Allah punya banyak cara untuk memeluk umat-NYA yang sedang bersedih, hampir putus asa atau menyerah kalah pada keadaan. Selalu ada yang tiba-tiba nongol untuk memberikan semangat, pujian, dorongan yang meskipun hanya secuil, tiba-tiba menjadi begitu berarti sekali. Cukupan untuk membuat wajah kembali tegak dan tangan bergerak menghapus sisa-sisa air mata.

Begitulah. Setelah tadi pagi galau bambang gulindang dan mencoba senyum-senyum keki sendiri, tetiba ada sms masuk. Dari seseorang yang udah lama byanget enggak konek-konekan.

Saudariku :). Orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan ketenaran, mereka dibentuk melalui kesulitan, rintangan bahkan dengan cucuran airmata dan tetesan darah. Ketika engkau mengalami sesuatu yang sangat sulit, susah, berat dan merasa ditinggalkan sendiri dalam hidup ini, maka angkatlah kepalamu ke atas, tataplah masa depanmu dan ketahuilah Allah sedang mempersiapkanmu untuk menjadi orang terpilih yang luar biasa. Semangat ^_^/
Kalau lagi gak galau mah, pesan itu berasa biasa saja. Tapi kalo lagi galau, et dah berasa disiram air zam-zam. Maknyes. Datang dari orang yang tak disangka-sangka dan saya tahu bahwa pengirimnya pun tidak sepenuhnya tahu bahwa saya tengah butuh motivasi untuk saat ini. Tetapi memang selalu ada cara untuk mengulurkan benang-benang tersebut.

Kemudian berangkatlah saya ke kampus. Nyari dosen. Setelah dua jam lebih menunggu, baru bertemu. Dan saya sunrise-surprize-sunpride banget pas beliau mulai menyemangati kami yang tampangnya udah kayak orang mau putus asa. Saya rada ternganga juga mengingat track record beliau selama ini agak kurang menentramkan mahasiswa, tetapi entah kenapa kali ini wow banget. Pokoknya harus terus maju, jangan berhenti, jangan menyerah dulu, jangan patah semangat, tingkatkan konsistensi dan ketahanan mental, nanti pasti ada jalan.

Yeah. Memang harus begitu tampaknya. Tinggal bagaimana caranya melemparkan diri agar begitu mudah gelundung ke turunan atau mendaki dengan kekuatan super hingga peluh yang menetes-netes justru jadi menyegarkan. Hingga luka yang dirasa tidak terasa lagi. Oh mulai lebay banget deh guehh.

Dan hal sederhana yang terasa begitu berarti adalah ketika berjumpa dengan adek-adek yang dengan lugunya menanyakan, "Mbak semoga langgeng ya dengan suaminya. Mbak mbak mau didoain apalagi?"

"Emm...lulus," kata saya.
"Semoga mbak cepet lulus. Apalagi mbak?"
"Emm..punya dedek bayi yaa..."
"Semoga punya adek bayi yang imut kayak aku."
*ehh

Sebenarnya saya terharu, pengen takpeluk-peluk terus takbawa pulang. Tapi saya udah punya mister Zero di rumah buat dipeluk-peluk.

Nah hal-hal semacam itu ibarat sebuah pelukan saja yang kadangkala jauh lebih menetramkan dibandingkan apapun yang kita inginkan saat itu. Hanya dikuatkan saja, bukan dilemahkan. Dengan kata-kata positif, dengan dukungan, dengan perhatian kecil, dengan semangat, dengan senyuman, dengan tepukan di bahu, dengan sebuah pelukan atau senyuman yang tulus atau hanya sekedar pujian.
Mungkin saja, pujian anda mengangkat semangat dalam jiwa orang-orang kesepian yang hampir putus asa untuk berbuat baik. Anda tidak pernah tahu bahwa bisa saja pujian anda yang sambil lalu itu, barangkali mengenai seorang anak laki-laki, anak perempuan, wanita atau pria, pada titik penting ketika mereka __seandainya tidak mendapat sapaan itu__ sudah akan menyerah. (George W Crane)

Jadi, apakah masih mau meragukan kekuatan dari kata-kata yang positif? Siapa tahu, kata-kata positif kita menjadi penyelamat bagi seseorang yang semenit yang lalu sebelum kita sapa, sudah ingin bunuh diri.

*tetap tersenyum :-)

Komentar

Postingan Populer