Dear Chiaki.....

Dear Chiaki....

Kegelapan masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Aroma hujan masih menenangkan, bercampur dengan bau angin yang membawa aroma segala hal yang disapa hujan.

Chiaki, lelah begitu terasa kala sndiri. Tetapi mengajakmu melintasi kegelapan malam tanpa lentera di kala hujan, seperti menggenggam seseorang tanpa menyentuhnya. Ataukah mungkin sebenarnya kita memang tengah mencari lentera itu sendiri? Entah sendiri, entah bersama-sama.

Bisa jadi, kita masing-masing adalah bayangan dari bayangan yang lain. Bayangan-bayangan yang punya nama. yang suatu saat akan tegak di hadapan mata kita ketika kita mengisinya dengan jiwa-jiwa, arti-arti dan makna-makna yang seharusnya, yang semestinya dan yang setepatnya.
Sekarang, kastil itu hanya berupa ilusi transparan yang menggugah kita untuk menyadari apakah kita tengah berhalusinasi, bermimpi atau tak punya kesadaran yang semestinya.

Bukan masanya lagi Chiaki mengurusi seorang Nodamegumi yang bahkan sebenarnya bisa mengurus dirinya sendiri. Hanya saja Nodame sedang tidak mau, atau tengah tidak sadar, kelak mereka akan menyadari bahwa sebenarnya, semestinya, kala harapan-harapan itu menjelma menjadi kenyataan atau tersaput gelombang, saat itu pula tanah dan lembah yang baru akan menghampar di hadapan mereka.

Sekarang, setelah banyak hal tanpa (belum) berkesudahan, dan jauh di lubuk hati ---entah menyadari entah tidak--- perasaan lelah yang membuat punggung terasa nyeri, maka sadar atau tidak sadar, kita dan mungkin pula Chiaki serta Nodame, akan mengelupas beban-beban itu.

Agar tidak ada lagi yang berdiri di belakang atau di hadapan kita.
Lalu, siapa yang kelak akan akan menahan ketika kita terjatuh terjerambad atau terjungkal ke belakang?


---Solo, 91010---


Komentar

  1. chiaki, nodame.. keknya pernah denger..

    BalasHapus
  2. chiaki, nodame.. keknya pernah denger..

    BalasHapus
  3. Tidakkah mungkin saling menjaga bahkan setelah kastil ilusi itu menghilang? Masih ada hak untuk itu kan, dengan perubahan cara.

    BalasHapus
  4. @ dek ute : itu lho, pilem Jepang tentang piano-piano (tokohnya)

    @ mbak leil : mungkin mbak, dengan cara yang bisa disepakati, hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer