Jengkooool.....


Jengkooooooooooooooooooooooool……!

Enyak…apa yang kulakukan semalem?

Nangis coba! Nangis!

Tahu-tahu air mata merebak selepas curhat ke temen.

Tahu-tahu air mata tumpah ketika aku bilang, aku bersyukur punya sahabat seperti dia.

Tahu-tahu air mata berhamburan ketika bilang dia terharu dan mencegahku untuk bermelow-melow ria karena dia paling nggak tahan kalau udah berurusan dengan ukhuwah-ukhuwah.

Tahu-tahu air mata berlinangan sampai tembus ke bantal ketika dia bilang dia juga jadi nangis.

Tahu-tahu air mata makin berleleran ketika menyadari kami menangisi hal yang sebenarnya sederhana tapi sangat berharga.

Tahu-tahu aku makin merasa ingin nangis berhari-hari ketika menyadari sesuatu hal yang mungkin tidak akan bias dimengerti orang lain kecuali orang itu mampu menyusup ke dalam diriku.

Tahu-tahu aku menangis ketika menulis ini.

 Tahu-tahu aku bertanya-tanya kenapa hal yang sekilas begitu sederhana tersebut mampu membuatku mencairkan air mata.

Tahu-tahu aku menangis mempertanyakan mengenai diriku sendiri, kekerasan hatiku yang mendadak meleleh-leleh.

 Bayangkanlah, hai orang-orang yang mengenalku dengan baik, kalian tahu bagaimana aku tidak punya stok kosakata yang cukup untuk mengekspresikan perasaanku. Aku selalu kesulitan dan akhirnya ogah untuk sekedar bilang, hai teman aku menyayangimu, terimakasih untuk semuanya.

Seperti ketika seorang temen yang pamitan mau regroup. Pertama sih biasa-biasa saja. Toh kita masih satu kost, masih satu kelas, masih ketawa-ketiwi bareng dan dia tahu aku tipe-tipe yang paling nggak bias serius kalo menghadapi dia. Kita jarang ngomong serius,  dia sering frotes karena ketidakmampuanku mengekspresikan perasaanku ke dia. Ngeyel sambil ketawa, mengkritik sambil tertawa, ngobrol sambil tertawa, kasih saran sambil ketawa.

Tuhan tahu, tapi menunggu.

Hingga ketika dia pamitan. Habis pamitan aku masih bercanda-canda, perasaan biasa saja. Tetapi ketika MR mempersilahkan untuk memberikan tanggapan dan aku semangat 98 untuk menyampaikan pertama kali. Aku Cuma pengen bilang, tetep semangat ya teman (mengingat minimnya kosakataku untuk menyampaikan perasaan hati) tapi ngeek, begitu mulai ngomong, brul-brul airmata berjatuhan, aku kaget, siapa yang memeras air mataku…..haduh….lalu-lalu jadilah pertarungan ekspresi dalam diriku. Nangis sambil ketawa coba. Bayangkanlah, betapa anehnya akhwat yang satu ini…. Nangis sambil ketawa, bikin yang ngeliat nggak enak aja…., maaf-maaf-maaf….

Tahu-tahu, aku menyadari betapa kadang-kadang justru hal-hal yang sederhanalah yang membuat kita menyadari sesuatu itu.

Tahu-tahu aku menangis , karena ketika aku menulis ini, seorang ikhwan tiba-tiba tiada  hujan tiada angin mengirimkan tausiyah yang menyentuh.

Tahu-tahu aku menyadari bahwa Allah selalu memberikan hal yang tepat kepadaku. Hal yang terbaik. Sesuatu yang terkadang tidak muncul setiap hari tapi sesuatu itu hanya muncul di saat yang tepat.  Sesuatu yang menunggu hingga masanya tiba.

Tahu-tahu, ketika aku sakit, selalu saja ada penguatan dari orang-orang yang  tidak aku duga datang untuk menguatkanku.

 Tahu-tahu ketika aku jatuh karena menabrak sesuatu, selalu ada yang membantuku berdiri

Tahu-tahu ketika aku kehilangan beberapa orang, ada yang muncul untuk menggantikannya.

Tahu-tahu ketika aku sedang bersedih, ada yang mau membuatku tertawa.

Tahu-tahu ketika ketika aku benar-benar butuh, ada yang memenuhinya.

Tahu-tahu, ketika aku mengalami kemunduran ruhiyah, selalu ada yang mengingatkan

Semua nyaris tanpa diduga.

Sekali lagi, Tuhan tahu tapi menunggu.

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Nb : untuk semua yang telah ikyut andil dalam terwujudnya tulisan ini, terimakasih yang sebesar-besarnya dan maaf atas sedikitnya kata yang mampu kuucapkan untuk mengatakan betapa aku menyayangi kalian semua. Sekarang aja deh bilang : aku benar-benar sayang pada kalian semua...(^_^)

Komentar

  1. Perpisahan..
    Kata2 itu yang kerap terdengar akhir akhir ini...
    Smangatt!^^

    BalasHapus
  2. Lalu apa hubungannya dengan jengkol?? Kejadiannya di warung jengkol?? Atau.. sambil makan jengkol??

    BalasHapus
  3. emangnya dunia tuh antara kalimongso ma sarmili duank...

    T_T

    BalasHapus
  4. adalah salah satu nikmat Tuhan...
    (pengen byanget makan rendang jengkol, hwiks-hwiks)

    BalasHapus
  5. salah satu nikmat Tuhan
    (pengen banget makan rendang jengkol....T_T)

    BalasHapus
  6. jengkol adalah salah satu kata-kata mutiara sayang....hehe

    BalasHapus
  7. baru sekali makan mbak...itu pun cuma sakencrit...kayaknya bakalan suka deh, asal direndang padang (lhowh...?)

    BalasHapus
  8. pada ngomongin apa sih? kok tuan rumahnya kagak ngarti....

    BalasHapus
  9. makan jengkol tu seperti kata peribahasa, tak kenal maka tak sayang hehe..

    BalasHapus
  10. perrrrasaaan...setiap kali mao makan (apapun : jengkol, rumput, udang, bayem) pasti seperti kata peribahasa....
    he....

    BalasHapus
  11. entu namanama kampung di sekitar kampus plat merah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer