Watu Ganthet


Ada yang terasa berbeda hari ini. Tumben saya pake acara nangis-nangis segala pas suami pamitan mau balik ke Bontang. Padahal biasanya, untuk momen-momen pisah raga semacam ini, saya punya aturan dasar. Yaitu nggak boleh didramatisir. Gak boleh nangis-nangis, gak boleh merengek-rengek, gak boleh rewel dan gak boleh kelayu. *eh EYD buat 'kelayu' apa ya?

Tapi kok tadi saya nangis. Tentu saja sambil ngelapin air mata dan ingus ke baju suami. He. Dan hari paling tidak nyaman dari momen-momen ini adalah hari pertama kami tiba-tiba berjauhan setelah berhari-hari lengket ke sana ke mari kayak watu ganthet ----> ini apalagi padanannya...

Hari pertama berjauhan itulah yang seringkali bikin nyesek. Terasa ada yang kurang, terasa ada yang hilang. Ya iyalah. Karena beberapa hari ini kemana-mana selalu sama-sama. Ke pasar, jalan-jalan pagi, badminton, ke kebun binatang, ke pantai, ke museum, ke toko buku, muter-muter gak jelas hingga beli lampu dan cuci cetak foto pun kami barengan.

Dan mendadak, Jogja terasa begitu berbeda. 

*Yahaaaa. Udah lega

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer