Galmaegi

Saya tahu isteri saya pernah mencintai laki-laki lain. Tapi saya pun percaya, bahwa selayaknya jika saya memang mencintainya, saya pun seharusnya bias membuatnya mencintai saya, melebihi cintanya kepada laki-laki lain. Karena Allah pasti akan menyuburkan cinta yang diikat dalam sebuah perjanjian yang kuat, dalam sebuah kepastian status.

Ryu memandang wajah isterinya yang telah terlelap. Wajah melankolis yang tak pernah ia lupakan, bahkan kala ia tengah memejamkan mata. Jemarinya terulur, menyentuh bahu isterinya pelan. Sangat pelan.

Perempuan ini, memang sangat mempesona. Pesonanya menghidupkan. Dalam pandang pertama, Ryu mengakui bahwa kecantikan Arlen tidak sejajar dengan bidadari, tetapi semakin lama ia mencintai isterinya, pesona itu semakin terpancar. Kuat dan menghanyutkan, serta beralasan.
Beberapa saat lamanya, Ryu terus mencari alasan kenapa perempuan yang sekilas dilihat tampak biasa dan sederhana ini, mampu membuatnya memakukan pandangannya kepadanya. Ada begitu banyak kejutan yang tersimpan dalam pesonanya. Lambat laun, ketika ia mulai mempelajari latar belakang Arlen, agamanya, kisah hidupnya, maka perlahan ia menemukan alasan kenapa ia mencintai perempuan ini.

Allah telah menganugerahkan cinta itu. Allah telah menanamkan bibit cinta kepada perempuan itu lewat kesalihannya dan agamanya. Dan semakin lama ia mempelajari Islam,  cintanya semakin membara.

“Hanya saja, aku tidak pernah tahu hatimu…” bisik Ryu.

Jiwa melankolis gadis itu yang membuat Ryu nyaris tidak pernah menuntut gadis itu untuk seriang perempuan-perempuan yang lain. Jika Arlen sudah tersenyum dan tertawa, itu cukup bagi Ryu. Jika Arlen menghiburnya dengan memandangnya, mendengarkannya dengan baik serta meletakkan tangannya di atas tangan Ryu, itu cukup bagi Ryu. Jika Arlen mau menceritakan alasannya menangis kepadanya, itu cukup bagi Ryu. Jika Arlen selalu memperhatikan detail kecil dalam kehidupan Ryu mulai dari makan hingga sandalnya, itu sangat-sangat cukup bagi Ryu. Jika Arlen menanyakan keberadaannya jika ia pulang terlambat, itu juga cukup bagi Ryu. Jika Arlen duduk bersamanya, menyimaknya mengaji serta membenarkan tajwidnya, itu juga sudah membahagiakan Ryu.

Ryu tahu, jika Arlen sudah berada di sisinya, itu cukup untuknya. Keberadaannya membuat Ryu ingin melindunginya, membuatnya tertawa, mendengarkannya, merawatnya agar gadis itu semakin punya alasan untuk bahagia. Dan ia semakin berusaha membuktikan ucapannya, bahwa ia akan memperlakukan Arlen sebagaimana Islam dan Rasulullah mengajarkannya.

Sekarang ia akan jadi ayah. Setelah setahun pernikahan mereka. Insya Allah.

Ryu bangkit, membenarkan selimut Arlen, membenahi posisi kaki Arlen serta meletakkan segumpal bantal di sebelah kanan Arlen agar kepalanya tidak terantuk kayu dipan jika gadis itu mengubah posisinya.

Suara ombak terdengar samar meskipun suasana rumah sepi. Baru pukul sembilan malam, pemilik rumah ini beserta putri dan cucunya sedang mengunjungi kerabatnya di pesisir barat. Ryu keluar dari kamar Arlen, sedikit merasakan lelahnya perjalanan yang ditempuhnya tanpa jeda dan keluar lagi ke halaman. Ia butuh udara sejuk kawasan pantai.

Sebuah mobil warna metalik terparkir di halaman rumah. Ryu mengedarkan pandangan dan merasa heran, jika pemilik rumah ini telah pulang, kenapa tidak ada yang tampak satupun?

Nyala setitik bara di dekat rimbun tanaman hartensia membuat Ryu menoleh dan menyadari seorang laki-laki tengah merokok di sana. Ia tidak bisa memahami kenapa lelaki sesantun Asqi punya kekuatan untuk menggerakkan jemarinya untuk menyalakan rokok. Kesantunan memang bukan patokan untuk menilai seseorang merokok atau tidak, tetapi Ryu tahu bahwa Asqi tidak terbiasa menghisap rokok. Ia mendengar suara batuk yang teredam dalam dan ditahan diam-diam.

“Konbanwa…,” sapa Ryu.

Titik bara itu tergelincir jatuh dan ryu bias melihat bara itu segera padam terinjak.

“Asqi? Apa yang anda lakukan di sini? Kenapa tidak masuk? Sudah lamakah?”

“Belum, belum lama,” suara Asqi terdengar lebih berat.

Ryu mengernyitkan kening, memandang ke bawah kaki Asqi dan melihat begitu banyak puntung rokok yang berserakan.

“Insya Allah, lusa saya akan kembali ke Jakarta,” kata Ryu.

“Oh ya,” jawab Asqi pendek.

Ryu seperti kehilangan kata. Cukup mengerti kenapa laki-laki yang tiga tahun lalu bercakap ramah dengannya, sekarang bersikap sedingin kutub.

“Terimakasih sudah menjaga Arlen selama dalam perjalanan dan selama di sini,”

“Yah, sama-sama,”

“Saya sangat menghargai itu,” Ryu membungkuk sedikit.

“Jangan berlebihan,” kata Asqi.

Ryu menghela nafas. Ia benar-benar berterimakasih lelaki di hadapannya benar-benar bertanggungjawab menjaga Arlen selama di Indonesia. Jika lelaki ini tidak pernah dicintai Arlen dan tidak bersikap seangkuh ini, Ryu ingin menawarkan bahwa ia bersedia menjaga keluarga lelaki itu jika memang dibutuhkan sebagai imbalan yang bias ia berikan karena Asqi telah menjaga Arlen.

“Sebenarnya, apa yang membuat kita berbeda?”

Alis Ryu terangkat. “Maksudnya?”

“Kita sama-sama tahu masa lalu dan kenyataan saat ini. lalu apa yang membuat kita berbeda?”

Ryu menurunkan alisnya, sebenarnya tidak begitu paham dengan kalimat lelaki itu.“perbedaanya adalah saya mau berjuang dengan tindakan untuk mendapatkan Arlen ketika saya masih punya kesempatan. Saya mau berjuang untuk membuat Arlen mencintai saya, menikahi saya dan hidup bersama dengan saya ketika saya masih punya kesempatan. Sementara anda tidak melakukannya bertahun-tahun lalu, tidak mempertahankannya, tidak memperjuangkannya dengan tindakan padahal jelas-jelas kesempatan itu ada di hadapan anda ketika Arlen belum menjadi milik siapa-siapa.”

Suara Asqi terdengar lebih berat. “Aku pikir, aku masih punya kesempatan.”

Ryu menghela nafas dan merasakan dingin yang merayap-rayap di hatinya. “Kalau begitu, jalan takdir yang diberikan Allah yang membedakan kita.”

Hening. Asqi tidak bicara lagi. Begitu pula Ryu yang merasa telah kehabisan kata.

Komentar

  1. ceritanya... hampir sama dengan hidup saya T_T

    BalasHapus
  2. @ Mb Puspa : jangan nangis Mbak....

    @ Dek Ute : Galmaegi adalah bahasa Korea dari burung walet

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer