Kacang Mete Yang Tidak Simetris

   Gadis kecil itu suka sekali mengumpulkan kacang mede yang jatuh bersama buahnya.  Kacang-kacang berkulit keras itu terus menerus dikumpulkan hingga mencapai ratusan biji.

Suatu hari, ia ingin makan kacang mede. Ayahnya mengajarinya memecah kacang mede yang berkulit sangat keras dan bergetah keras tersebut. Ayahnya menempelkan pisau pada kulit kacang mede, mengirisnya sedikit hingga kacang tersebut menempel pada mata pisau, lalu crak! Pisau dihantamkan keras-keras pada batu hingga kulit kacang terbelah menjadi dua bagian dan keluarlah kacang yang enak dimakan tersebut.

 Gadis kecil itu mencobanya. Sekali dua kali, ia senang karena berhasil mengeluarkan kacang mede dari kulitnya. Hingga lama kelamaan, getah mede yang keras mulai membuatnya gatal bahkan sampai membuatnya kulitnya iritasi.

Ia berhenti. Ayahnya menyodorkan sarung tangan agar getah tidak melukai kulitnya lagi. Gadis kecil itu kembali riang memecah kacang-kacang itu. Hingga suatu ketika, mata pisau meleset dan masuk ke dalam kulitnya. Darah betebaran. Jemarinya kembali terluka karena mata pisau yang meleset ke jarinya saat ia mencoba memecah kacang tersebut.

Ayahnya membalut lukanya dan menyakinkan bahwa lukanya akan sembuh bagaimanapun ia sekarang merasakan perih.

Setelah lukanya sembuh, ia kembali memecah kacang mede. Hingga ia menemukan bahwa banyak kacang mede yang terbelah tidak simetris sehingga susah untuk dikeluarkan dari kulitnya. Banyak kacang mede yang hancur saat akan dikeluarkan dari kulitnya karena tidak simetris belahan kulitnya. Ia mengorek-orek kacang mede yang telah dipecahnya dan memilih mencungkil kacang mete yang terbelah simetris. Setiap kali ia menemukan kacang mede yang tidak terbelah simetris, ia menunda mencungkilnya dan mencari kacang yang lebih mudah dicungkil.

Ayahnya melihat kelakuannya dan mendekatinya.

Kenapa disingkirkan nak?

Aku tidak membuangnya ayah, hanya mencari mana yang lebih mudah untukdicungkil terlebih dahulu,

Pada akhirnya kacang mede tidak simetris itu juga akan dicungkil kan? Kenapa harus ditunda jika akhirnya engkau pun, kapanpun itu akan tetap harus mencungkilnya? Kenapa harus disingkirkan? Kenapa tidak dihadapi saja? Kata ayahnya.

Gadis kecil itu mendongak menatap sang ayah dan mengeluh bingung dengan kata-kata sang ayah.

Kacang mede-kacang mede yang telah kamu pecahkan itu seperti halnya masalah nak...., masalah yang kadang kita singkirkan karena kita belum ingin menghadapinya padahal sudah seharusnya dihadapi. Toh bagaimanapun juga itu akan tetap terjadi dan harus dihadapi, jadi kenapa harus ditunda?

Sang ayah tersenyum padanya. Padahal pada perjalanannya kamu telah dilukai oleh getahnya, dilukai mata pisau dan sekarang ketika tujuan telah sedemikian dekat, kenapa harus enggan menghadapi masalah yang memang sudah seharusnya kita hadapi?

Gadis itu tersenyum. Lalu mencungkil kacang mede itu dari kulitnya, entah simetris atau tidak simetris belahannya.  

Solo, 12 Januari 2010, 01.20 (Insomnia)

Note: Semangaaaaaaaaaat...! Tabrak saja masalah itu hingga masalah terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi hingga berhenti mengejar kita (^_^)  

Komentar

  1. Sebentar, emang kacang mete perlu dipecah? Bukannya dari biji jambu mete ya? Kacang yg lain kali, almond, kenari, kacang arab, atau kacang lain.

    BalasHapus
  2. iya, kulit bijinya kan keras atuh...
    getahnya juga bikin gatal bahkan kadang iritasi...

    BalasHapus
  3. Enggak begitu keras kok, aku aja waktu kecil belum ngerti pernah makan bijinya langsung. Memang gatal dan iritasi.

    Dan setelah dikupas pun nggak bisa langsung dimakan, harus dicuci, dikeringkan, digoreng baru enak.

    BalasHapus
  4. tapi kan teteup kudu pake pisau kan kalo mao ngupas,...masa iya sih dikuliti pake gigi...
    he...^_^

    BalasHapus
  5. Tapi ini gak berlaku kalo ngerjain soal ujian kan, mbak...
    Keburu waktunya abis....

    Btw, kulit mede keras. Dulu, biasanya saya suka bakar dulu baru dipecah. Getahnya udah jinak..

    BalasHapus
  6. iya...bener....hehe....
    tuh kan keras...hehe

    BalasHapus
  7. dek ute pinter. metodenya sama kek saya.

    BalasHapus
  8. kalo kacang metenya sebesek kendurian, kalo dibakar ya baunya bikin ngiri tetangga, lagipula suka gosong kalo dibakar..., dipecah dulu, baru dikeluarkan bijinya dan diolah...
    (di rumah ada dua besek kacang mete, hasil ngumpulin dari pohon di belakang rumah)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer