Respect
Tadi pagi, saya membaca page Om Darwis Tere Liye yang membahas tentang respek, yaitu tentang bagaimana seharusnya kita menghormati postingan orang lain dengan cara tidak memberikan kalimat-kalimat semacam "terus, gue harus bilang wow gitu? pertamax gan," dan lain-lain. Kuncinya ada di respek.
Tiba-tiba saya teringat pemikiran beberapa saat yang lalu ketika tengah menjadi penumpang gelap dalam ekspedisi menuju Madura ketika saya akhirnya bisa melihat langsung seseorang pengajar yang diceritakan suami saya pada saat itu. Seorang trainer yang sukses. Ketika saya melihat beliau, saya tertegun sesaat. Ada sesuatu dalam diri beliau yang membuat saya menyakini sesuatu pula. Beliau ramah, sikapnya hangat dan ada penghormatan serta penghargaan yang tinggi pula kepada orang lain. Kondisi itulah yang membuat saya menyakini bahwa sikap-sikap semacam itulah yang seringkali tampak pada seseorang yang kita cap sebagai orang sukses.
Penghormatan kepada orang lain. Penghargaan kepada orang lain.
Bukankah Rasulullah juga seringkali membuat orang-orang di sekitarnya merasa menjadi orang yang paling istimewa bagi Rasulullah?
Komentar
Posting Komentar