First Anniversary :-)
Awan siang ini memang tidak secerah biasa meskipun matahari tetap saja garang menatap bumi. Iya, aku masih tetap di sini. Bergelut dengan debu kota yang membasahi setiap jengkal benda yang kusentuh, dengan tangisan bayi-bayi, dengan keluhan, dengan cabikan perasaan rindu yang terkadang menikam air mata, dengan perasaan yang semakin hari semakin meleleh dan kalang kabut menjaganya untuk mengutuh kembali.
Sementara engkau di sana, masih di bawah langit yang sama, mungkin merasakan hal yang sama denganku, mungkin saja tidak, karena engkau begitu mudah tertawa dengan sebab-sebab yang nyata sama halnya dengan begitu mudahnya engkau jengkel dengan sesuatu yang kaupahami sendirian, mungkin merasakan sepi yang mulai menggerogoti perasaanmu, kelelahan dengan kesendirian, dengan segunung cucian yang harus kautangani sendiri, dengan debu istana yang harus kau sapu sendiri, dengan nyala api yang kau hadapi sendiri di bawah meletup-letupnya ikan yang sedang engkau goreng untuk lauk makan malammu.
Aku tidak hendak menyapamu untuk mengingatkan bahwa kita sudah melalui lebih dari tiga ratus bilangan hari, ribuan menit, ratusan ribu detik. Bahwa terkadang kita membuang detik-detik ketika kita bersama atau sedang tidak bersama dengan kesia-siaan dan bahwa terkadang kita merindukan beberapa detik yang menetramkan ketika bersama, bahkan meskipun itu hanya sekedar mendengar helaan nafas masing-masing.
Let's see.
Dari yang awalnya bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, tidak pernah saling sapa, tiba-tiba kita menjadi terbelah satu sama lain dan mengutuh menjadi satu ketika bertemu. Mungkin memang jalan takdir selalu tidak terduga, mengibaskan deru ketidakpercayaan, "hei, engkau sudah jadi suamiku" " hei, engkau sudah jadi isteriku" tetapi ketika suatu masa engkau menyentuh jemariku dan aku menatap mata jenakamu, tiba-tiba aku mempercayai semua yang telah terjadi.
Bahwa engkau telah duduk di sampingku, mengucapkan janji untuk menjagaku sebagai seseorang yang harus kau lindungi hati, jiwa dan raganya dan aku sebagai bagian dari jiwamu yang seharusnya selalu mendampingi ragamu. Semoga malaikat ikut mendoakan kita, mengambil doa-doa dari secuil kebaikan dari niatan kita untuk saling menikahi. Semoga Allah meluruskan niatan kita, memberikan kebaikan di dalamnya dan selalu menjaga kita dengan curahan keinginan untuk terus mencintai satu sama lain.
Kau tahu suamiku? Aku tidak hendak mengakumulasikan apa-apa yang telah kita lewati menjadi dua bagian tak seimbang antara kesedihan dan kebahagiaan. Bagaimanapun juga, keduanya datang silih berganti, memberikan jalan untuk memahami satu sama lain. Aku pernah tertawa bersamamu, pernah menangis di pelukanmu dan pernah merasakan perasaan timbul tenggelam seperti sebuah kapal yang terombang ambing. Tetapi mungkin memang begitulah jalan pernikahan. Ketika keadaan begitu keruh, bukankah kita bisa mengingat kembali tujuan awal kita ketika menikah?
sekali lagi, aku tidak hendak mengingatkan berapa ratus hari yang telah kita lalui, tetapi hanya sekedar mengakumulasikan apa-apa yang sudah kita lewati baik itu canda tawa, bahagia atau airmata agar kita tidak pernah melupakannya sebagai hal yang sia-sia.
First Anniversary, sayangku...
26 agustus 2012
Komentar
Posting Komentar