Malam-malam di Malang :-D
Oke, setelah selesai bersih-bersih, istirahat sejenak di Aloha, kami mulai membuka kembali peta kota Malang. Merencanakan kembali perjalanan untuk esok hari, apalagi kami belum dapat motor sewaan untuk mengunjungi kota Batu. Rental motor yang coba dihubungi suami sedang kosong stok motornya. Sekali lagi, mungkin ini faktor liburan. Ada alternatif lain menuju ke Batu, yakni naik angkot. Hanya saja naik kendaraan umum tentu tidak seperti naik motor sendiri. Ada banyak waktu yang tidak bisa diprediksi tepat seperti perencanaan dan juga angkot di daerah Batu hanya sampai jam enam sore, padahal kami berencana mengunjungi Batu Night Spectaculer (BNS) yang jam operasionalnya sekitar pukul 15.00-23.00.
Maka itinerary untuk esok hari disingkirkan terlebih dahulu. Kami memutuskan untuk jalan-jalan malam dulu di sekitar kota Malang. Inilah alasan saya ngotot pengen dapet hotel di pusat kota, agar kami dapat memanfaatkan waktu malam hari untuk jalan-jalan menyusuri pusat kota Malang. Alhamdulillah, Aloha cukup dekat dengan TUgu Malang dan Alun-Alun Kota. Cukup dekatlah untuk orang yang hobi jalan kaki. Hehe.
Sebelumnya juga ada informasi bahwa Islamic Book Fair sedang berlangsung di kota Malang. Terbiasa kencan di tempat-tempat semacam itu, membuat kami memutuskan untuk memburu lokasi IBF tersebut. Searching di inet dan mendapati IBF dilangsungkan di Aula Skodam Brawijaya yang oh ternyata terletak di dekat Tugu Malang. Kami langsung jejingkrakan menuju ke sana karena lokasinya dekat sekali dengan Aloha. Melewati tugu kota Malang yang terlihat cantik di sore hari dan masuk ke tempat IBF.
Ahay. Ustad Salim A Fillah sedang berada di sana. Saya kurang jelas dengan apa yang sedang dibahas beliau karena kami datang menjelang maghrib. Suami yang jatuh cinta sangat dengan buku-buku beliau langsung duduk anteng mendengarkan sementara saya celingak celinguk saja.
Ini gambar ngeblur gara-gara saya nggak ngeh kalo settingan kameranya manual focus, bukan auto focus. Hihihi, emang dasar kurang teliti aja, kan harusnya keliatan juga sblm ambil gambar
Selesai sholat maghrib, saya berkeliling stand. Cengengesan nemuin Serial Cinta dan 8 Mata Air Kecemerlangan-nya Anis Matta. Maklumlah, saya jarang menemukan buku-buku tersebut setiap kali mengunjungi pameran buku. Udah punya Serial Cinta dari dulu, tapi pengen beli lagi. Eh, suami saya menelpon. Ternyata beliau nungguin saya di pintu keluar ruang sholat untuk akhwat, padahal saya udah ngacir ke aula lagi. Hehe.
Kemudian, kami mulai lapar dan ingin cari nasi. Tapi di stand makanan, kami malah beli siomay ikan dua porsi. Apa coba. Yang jualan siomay pasangan muda yang tampak menikmati betul menghabiskan waktu berdua melayani pembeli. Saya dan suami memandangi mereka dengan takjub, soalnya mereka eh keliatan romantis sekali.
Maka kami pun sok-sokan pengen romantis-romantisan. Membawa dua porsi siomay ikan dan seporsi es teh ke tugu kota. Duduk di sana sambil makan siomay, memandangi langit, memandangi bundaran kolam teratai luas dengan bunganya yang bersembulan dengan cahaya lampu taman yang temaram, ngomentarin orang yang lalu lalang, rebutan siomay ikan (siomay ikanku ada yang diambilll). Ternyata cukup banyak juga yang makan di sekitar tugu kota.
Setelah makan, kami kembali ke arena pameran. Jalan muter lagi dan biasanya kami misah, gak jalan barengan. Saya yang sering nggak betah hanya ngubek di satu stand saja. Saya udah muter-muter lagi sampai empat kali eh suami masih betah ngubek di satu stand. Saya mulai melakukan aksi tarik-tarik lengan suami, minta pulang karena sudah mulai ngegeliyeng ngantuk dan kaki gemeteran karena pegal. Akhirnya sekitar pukul sembilan malam kami pulang ke Aloha, masih sempat beli bakpao dua biji dan baru sadar kalau rumah besar tua di sebelah Aloha itu menyeramkan kalau pas malam hari. #eh
Akumulasi kelelahan hari itu membuat saya memilih tidur lebih cepat sementara suami masih membuka-buka peta kota dan mencari info-info untuk membuat itinerary.
*bersambung
Komentar
Posting Komentar